Kemeriahan pawai dan karnaval di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, pada akhir pekan lalu meninggalkan jejak berupa tumpukan sampah yang mencapai 7 ton. Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Tengah bekerja sama dengan relawan dari Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) untuk melakukan pembersihan. Kegiatan ini menunjukkan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama setelah acara besar yang melibatkan banyak orang.

baca juga : https://pafipckotabitung.org/

1. Jejak Sampah Usai Meriahnya Pawai dan Karnaval

Pawai dan karnaval merupakan salah satu bentuk kegiatan budaya yang selalu dinantikan oleh masyarakat Bangka Tengah. Rangkaian acara ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Suasana penuh keceriaan dan semangat kebersamaan terasa begitu kental dalam setiap momen pawai. Namun, di balik kemeriahan tersebut tersimpan tantangan tersendiri, yakni timbulannya sampah dalam jumlah yang tidak sedikit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari DLH Kabupaten Bangka Tengah, total sampah yang dihasilkan dari pawai dan karnaval mencapai 7 ton. Sampah ini didominasi oleh plastik, kertas, dan sisa makanan. Jumlah sampah yang signifikan ini menjadi indikasi bahwa kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya masih perlu ditingkatkan.

Meningkatnya jumlah sampah pasca-acara besar seperti pawai dan karnaval merupakan fenomena yang umum terjadi di berbagai daerah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Meningkatnya jumlah pengunjung: Acara besar seperti pawai dan karnaval menarik minat banyak orang untuk hadir dan menikmati keseruannya. Meningkatnya jumlah pengunjung berbanding lurus dengan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan.
  • Konsumsi makanan dan minuman: Pawai dan karnaval seringkali diiringi dengan penjualan makanan dan minuman. Kemasan makanan dan minuman yang dibuang secara sembarangan menyumbang jumlah sampah yang signifikan.
  • Kurangnya kesadaran masyarakat: Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi faktor utama yang menyebabkan timbulannya tumpukan sampah.

Tantangan Pengelolaan Sampah:

Pengelolaan sampah usai acara besar merupakan tantangan tersendiri bagi pihak penyelenggara. Jumlah sampah yang menumpuk dalam waktu singkat membutuhkan tenaga dan fasilitas yang memadai untuk menangani proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Selain itu, faktor kebersihan dan keamanan juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.

Pentingnya Kesadaran Kolektif:

Untuk mengatasi masalah sampah yang terus meningkat, diperlukan kesadaran kolektif dari semua pihak, terutama masyarakat. Kesadaran ini dapat dibangun melalui berbagai cara, seperti:

  • Sosialisasi dan edukasi: Pemberian sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya memilah sampah dan membuangnya pada tempatnya secara berkala sangat penting.
  • Kampanye kebersihan: Kampanye kebersihan melalui media massa dan media sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan.
  • Peningkatan fasilitas: Peningkatan fasilitas pengumpulan sampah seperti tempat sampah yang memadai dan mudah diakses akan memudahkan masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.

    baca juga : https://pafipckabmojokerto.org/ 

2. Peran DLH Bangka Tengah dalam Penanganan Sampah

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Tengah memiliki peran penting dalam menangani masalah sampah, terutama setelah acara besar seperti pawai dan karnaval. DLH bertugas untuk melakukan pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Dalam menjalankan tugasnya, DLH bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk relawan dari Gerakan Peduli Lingkungan (GPL).

Strategi Pengelolaan Sampah DLH Bangka Tengah:

DLH Bangka Tengah menerapkan beberapa strategi dalam mengelola sampah usai acara besar, antara lain:

  • Pengumpulan sampah: DLH menyiapkan tim pengumpulan sampah yang bertugas untuk mengumpulkan sampah dari lokasi pawai dan karnaval. Tim ini dilengkapi dengan kendaraan pengangkut sampah yang cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan.
  • Pemilahan sampah: Sampah yang dikumpulkan kemudian dilakukan pemilahan berdasarkan jenisnya, seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya. Pemilahan ini dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan sampah selanjutnya.
  • Pengolahan sampah: Sampah yang telah dimilah kemudian diolah sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dapat di daur ulang atau dibakar dengan cara yang aman bagi lingkungan.

Kerjasama dengan Relawan GPL:

DLH Bangka Tengah bekerja sama dengan relawan dari Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) dalam menangani sampah usai pawai dan karnaval. GPL merupakan organisasi non-profit yang fokus pada pelestarian lingkungan. Relawan GPL berperan aktif dalam melakukan pengumpulan sampah, pemilahan sampah, dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Pentingnya Peran Relawan:

Kerjasama dengan relawan GPL merupakan langkah yang sangat positif dalam menangani sampah. Relawan GPL memiliki semangat yang tinggi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Mereka rela mencurahkan waktu dan tenaga untuk melakukan pembersihan usai acara besar. Peran relawan GPL sangat membantu DLH dalam menjalankan tugasnya dalam menangani sampah.

baca juga : https://pafipcsingkawang.org/

3. Tantangan dalam Pengelolaan Sampah Usai Pawai dan Karnaval

Meskipun DLH Bangka Tengah telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam menangani sampah usai pawai dan karnaval, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain:

  • Kurangnya kesadaran masyarakat: Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya merupakan tantangan utama dalam menangani sampah. Banyak orang yang masih membuang sampah sembarangan, sehingga menimbulkan tumpukan sampah di berbagai tempat.
  • Keterbatasan fasilitas: Keterbatasan fasilitas pengumpulan sampah, seperti tempat sampah yang memadai dan mudah diakses, juga menjadi tantangan dalam menangani sampah. Kurangnya tempat sampah menyebabkan masyarakat terpaksa membuang sampah sembarangan.
  • Kurangnya tenaga kerja: Kurangnya tenaga kerja dalam menangani sampah juga menjadi tantangan tersendiri. Keberadaan tenaga kerja yang cukup sangat dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah secara efisien.
  • Kurangnya pendanaan: Kurangnya pendanaan untuk menangani sampah juga menghantui DLH Bangka Tengah. Pengadaan fasilitas pengumpulan sampah, pengadaan kendaraan pengangkut sampah, dan pelatihan tenaga kerja membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan:

Untuk mengatasi tantangan dalam menangani sampah, diperlukan solusi yang komprehensif dan terintegrasi, antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya merupakan langkah utama dalam menangani sampah. Sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah secara teratur perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
  • Meningkatkan fasilitas: Peningkatan fasilitas pengumpulan sampah, seperti tempat sampah yang memadai dan mudah diakses, sangat penting untuk memudahkan masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
  • Meningkatkan tenaga kerja: Peningkatan tenaga kerja dalam menangani sampah sangat dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah secara efisien. Perekrutan tenaga kerja baru atau pelatihan tenaga kerja yang ada dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.
  • Meningkatkan pendanaan: Peningkatan pendanaan untuk menangani sampah sangat penting untuk menunjang pelaksanaan program pengelolaan sampah. Pengajuan proposal ke pemerintah atau lembaga donor dapat dilakukan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan.

    baca juga : https://pafipckabmamasa.org/

4. Peran Relawan GPL dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan

Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) merupakan organisasi non-profit yang berdedikasi untuk menjaga kebersihan.

baca juga : https://pafikabupadangpariaman.org/